POTRETANDALAS.COM – Warga sekitar Gunung Kawi Malang dengan tegas menepis mitos pesugihan yang beredar. Mitos Pesugihan di Gunung Kawi Malang: Fakta atau Kebetulan? Mereka menganggap bahwa mitos tersebut hanya kebetulan belaka bahwa beberapa orang yang datang kemudian sukses, sehingga membuat mereka kembali lagi ke kawasan Keraton Gunung Kawi.
Jono, seorang pemandu wisata di Keraton Gunung Kawi, menjelaskan bahwa tidak semua orang yang datang ke sana akan berhasil. Namun, dia mengakui bahwa bagi mereka yang memiliki usaha dan meminta kelancaran usahanya, sebagian besar permintaan mereka terkabul.
“Alhamdulillah, mereka pasti akan kembali lagi. Jika mereka kembali, itu berarti mereka berhasil. Jika mereka tidak kembali, berarti mereka belum berhasil. Tapi jika seseorang memiliki usaha, pasti akan berhasil. Ini hanya untuk memperlancar usaha mereka. Kadang-kadang usaha mereka di warung sepi, macet, diganggu orang, atau pelanggan pergi,” ujar Jono saat ditemui oleh MPI.
Jono, pemandu wisata di Keraton Gunung Kawi, menegaskan bahwa mitos pesugihan di Gunung Kawi Malang tidaklah benar. Menurutnya, mitos tersebut hanya kebetulan bahwa beberapa orang yang datang kemudian sukses, sehingga membuat mereka kembali lagi ke kawasan Keraton Gunung Kawi.
Warga sekitar Gunung Kawi Malang dengan tegas menolak keberadaan mitos pesugihan. Mereka berpendapat bahwa mitos tersebut hanya kebetulan bahwa beberapa orang yang datang kemudian sukses, sehingga membuat mereka kembali lagi ke kawasan Keraton Gunung Kawi.
Pesugihan di Gunung Kawi Malang
Jono, seorang pemandu wisata di Keraton Gunung Kawi, mengungkapkan bahwa tidak semua orang yang datang ke sana akan berhasil. Namun, dia mengakui bahwa bagi mereka yang memiliki usaha dan meminta kelancaran usahanya, sebagian besar permintaan mereka terkabul.
Seorang pria yang tinggal di Desa Balesari, Ngajum, Kabupaten Malang mengatakan bahwa biasanya orang yang datang pertama kali ke Keraton Gunung Kawi akan ditemui oleh para pemandu wisata terlebih dahulu. Ada sekitar 20 pemandu wisata yang bertugas memberikan informasi dan menghubungkan dengan juru kunci jika ada maksud dan tujuan tertentu.
Di juru kunci itulah, biasanya keinginan orang yang datang akan di bicarakan. Kemudian, juru kunci yang bernama Jono akan memberikan petunjuk tentang apa yang harus di lakukan.
“Jika ingin bertemu dengan juru kunci, tamu harus datang untuk bersilaturahmi. Apakah itu untuk syukuran atau tujuan lainnya, semuanya di serahkan kepada juru kunci. Saya hanya sebagai pengantar. Jadi, ritualnya adalah keinginan tamu, dan semuanya di serahkan kepada juru kunci,” katanya.
Setelah semua selesai, biasanya tamu akan pulang setelah pertemuan pertama. Seiring berjalannya waktu, ada yang berhasil mencapai tujuan mereka dan ada yang tidak. Jika berhasil, tamu atau pengunjung tersebut mungkin akan kembali ke Keraton Gunung Kawi untuk melakukan syukuran. ****